KRL yang melayani jalur ini terdiri dari dua kelas, yaitu kelas ekonomi dan kelas commuter line yang menggunakan pendingin udara.
PT KAI Commuter Jabodetabek adalah salah satu anak perusahaan di lingkungan
PT Kereta Api (Persero) yang dibentuk sesuai dengan Inpres No. 5 tahun 2008 dan Surat Menneg BUMN No. S-653/MBU/2008 tanggal
12 Agustus 2008.
Pembentukan anak perusahaan ini berawal dari keinginan para stakeholdernya untuk lebih fokus dalam memberikan pelayanan yang berkualitas dan menjadi bagian dari solusi permasalahan transportasi perkotaan yang semakin kompleks.
Kehadiran
PT KAI Commuter Jabodetabek dalam industri jasa angkutan KA Commuter bukanlah kehadiran yang tiba-tiba, tetapi merupakan proses pemikiran dan persiapan yang cukup panjang. Di mulai dengan pembentukan Divisi Angkutan Perkotaan Jabotabek oleh induknya PT Kereta Api (Persero), yang memisahkan dirinya dari saudara tuanya PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 1 Jakarta. Setelah pemisahan ini, pelayanan
KRL di wilayah
Jabotabek berada di bawah PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Angkutan Perkotaan Jabotabek dan pelayanan
KA jarak jauh yang beroperasi di wilayah Jabodetabek berada di bawah PT Kereta Api (Persero) Daop 1 Jakarta.
Dan akhirnya PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Angkutan Perkotaan Jabotabek berubah menjadi sebuah
perseroan terbatas,
PT KAI Commuter Jabodetabek. Setelah menjadi perseroan terbatas perusahaan ini mendapatkan izin usaha No. KP 51 Tahun 2009 dan izin operasi penyelenggara sarana perkeretaapian No. KP 53 Tahun 2009 yang semuanya dikeluarkan oleh
Menteri Perhubungan Republik Indonesia.
Tugas pokok perusahaan yang baru ini adalah menyelenggarakan pengusahaan pelayanan jasa angkutan
kereta api komuter (untuk selanjutnya disebut ”Commuter” saja) dengan menggunakan sarana Kereta Rel Listrik di wilayah
Jakarta,
Bogor,
Depok,
Tangerang(
Serpong) dan
Bekasi (Jabodetabek) serta pengusahaan di bidang usaha non angkutan penumpang.
[1]
Jalur Pengumpan
Jalur-jalur umpan dioperasikan untuk memudahkan penumpang yang akan berganti KRL dari satu rute ke rute lain. Di antaranya:
- Jatinegara - Tanah Abang lewat Pasar Senen - Angke
- Manggarai - Jatinegara
- Manggarai - Tanah Abang - Angke
- Kampung Bandan Bawah - Jakarta Kota
Selain itu juga akan dioperasikan jalur Citayam-Nambo, yang merupakan jalur eksisting sejak tahun 2000, dimaksudkan untuk mempermudah masyarakat Cibinong dan sekitarnya untuk bepergian ke Jakarta. Saat ini jalur Citayam-Nambo sedang dalam tahap pemasangan tiang dan kabel listrik aliran atas (catenary).
[sunting]Tiket Elektronik
Sebagai tahapan penerapan program E-Ticketing, PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan PT KAI Commuter Jabodetabek pada tanggal 1 Februari 2012 mengganti KTB (Kartu Trayek Bulanan)/KLS (Kartu Langganan Sekolah) menjadi Kartu COMMET. Kartu COMMET (Commuter Electronik Ticketing) adalah alat pembayaran pengganti uang tunai yang digunakan untuk transaksi perjalanan KA Commuter sebagai alternatif tiket perjalanan disamping karcis konvensional yang dapat diisi ulang seperti konsep pada pengisian ulang Pulsa HP pra bayar.
Armada KRL
Jalur komuter Jabotabek dilayani oleh beberapa tipe rangkaian. Selain KRL Ekonomi non-AC buatan Jepang dan Belanda, jalur ini pun dilayani dengan beberapa rangkaian bukan baru yang berasal dari Jepang. Semua lintas telah dielektrifikasi.
[sunting]KRL Ekonomi non-AC
KRL Ekonomi non-AC adalah unit armada KRL yang ditujukanuntuk masyarakat kelas ekonomi menengah-bawah. Kelas ini menggunakan armada KRL lama yang tidak menggunakan fasilitas pendingin udara (AC). Sejumlah rangkaian dibuat oleh Nippon Sharyo, Hitachi, dan BN-Holec. KRL jenis ini sudah tidak dioperasikan lagi di jalur Tangerang. Sebagian armadanya dialihkan ke jalur Bogor untuk mengisi jadwal yang kosong.
[sunting]KRL Ekonomi Holec
KRL Holec adalah unit KRL ekonomi termuda yang masih digunakan. KRL ini dibuat oleh Belanda dan melayani rute Ekonomi. Dari seluruh rangkaian ekonomi yang ada, KRL Holec tergolong paling sulit dirawat. Selain karena masalah suku cadang yang susah dicari (pabriknya sendiri sudah lama tutup), KRL ini pun juga sering mengalami mogok karena kelebihan beban. Sehingga banyak KRL eks Holec yang rusak, dijadikan KRDE (Kereta Rel Diesel Elektrik) yang dioperasikan di beberapa kota di luar Jakarta. "Rekondisi" KRL Holec adalah KRDE yang dioperasikan di rute
Yogyakarta-
Solo (
Prameks), dan
Padalarang-
Cicalengka (
Baraya Geulis). Selain itu KRL Holec juga direkondisi menjadi KRL Holec AC.
KRL Ekonomi Rheostat (seri KL3)
Sebagian besar rangkaian yang digunakan adalah buatan Jepang dari tahun
1976 sampai tahun
1987 dengan teknologi
rheostat. Umumnya, KRL ini dibuat oleh perusahaan Nippon Sharyo, Hitachi dan Kawasaki dari Jepang, untuk melayani kelas KRL Ekonomi. Untuk KRL rheostat buatan pabrik Nippon Sharyo tahun 1987 (lihat gambar tiga KRL,paling kanan), rangkaian ini dulunya melayani rangkaian
Pakuan Ekspres tahun 90-an. Setelah KRL Hibah (Tōei seri 6000) datang, KRL ini mulai terlupakan dan dijadikan rangkaian KRL Ekonomi. Khusus untuk KRL Rheostat yang datang pada tahun 1986-1987, bodinya sudah stainless steel dan merupakan KRL AC pertama di Indonesia. Untuk KRL buatan Nippon Sharyo tahun 1976, kereta ini sudah dicat ulang beberapa kali dari warna lamanya. Semula berwarna merah polos dengan 'wajah' kuning terang, kemudian putih-hijau (lihat gambar tiga KRL, paling kiri), dan kini kuning kecoklatan. Kedua KRL ini mulanya seperti KRL Ekonomi AC atau Ekspres, yakni pintunya dapat tertutup secara otomatis, dan cukup nyaman. Namun, seiring berjalannya waktu kedua KRL ini menurun kondisinya menjadi seperti sekarang ini.
Mulai 2010, KRL ini menggunakan skema warna putih dengan garis oranye di tengah. Pada 2009, juga telah dioperasikan KRL dengan modifikasi kabin, yang bernama "Djoko Lelono"
[sunting]KRL Hitachi (Jepang-Indonesia)
KRL ini dibuat pada tahun
1997 di
PT INKA bekerjasama dengan
Hitachi, dibuat sebanyak 64 unit (8 set) berteknologi VVVF. Kereta ini memiliki ciri yang khas yaitu ketika mulai bergerak sangat halus dan tidak menyentak. Jenis KRL ini adalah yang digunakan untuk Pakuan Ekspres kelas bisnis sampai akhirnya turun tingkat ketika era
Tōei seri 6000 datang dari Jepang.
[sunting]KRL ABB Hyundai (Korsel-Indonesia)
KRL ini dibuat atas kerjasama antara PT INKA dan
Hyundai,dirakit di PT INKA pada tahun
1985-
1992 dibuat sebanyak 8 gerbong (2 set) berteknologi VVVF dan disebut-sebut merupakan prototype kereta
maglev yang dikembangkan Hyundai untuk jalur
Seoul-
Pusan. Saat ini KRL ABB Hyundai telah dikonversi menjadi KRDE dan beroperasi di jalur
Surabaya-
Mojokerto (
Arek Surokerto).
KRL AC adalah KRL dengan fasilitas AC. KRL ini jauh lebih nyaman dari KRL Ekonomi. Era peng-AC-an KRL dimulai tahun 1990an, ketika diluncurkannya KRL Pakuan Ekspres Utama JAK-BOO. Saat ini, KRL AC di Jabodetabek sudah menjamur, bahkan jumlah keretanya lebih banyak dari KRL Non AC.
KRL ini adalah KRL yang diimpor dari operator Kereta Bawah Tanah (Subway) milik Biro Transportasi Pemerintah Daerah Tōkyō (Tōei), dalam rangka kerjasama strategis Indonesia-Jepang saat itu. Meramaikan jalur Jabotabek mulai tahun
2000, dioperasikan di sebagian besar rute untuk layanan ekspres dengan tambahan pendingin udara (AC). Karena berstatus hibah dari Pemerintah Daerah Kota Tōkyō, KRL ini sering disebut sebagai KRL hibah.
Pada mulanya, didatangkan 72 unit kereta dari Jepang dengan masing-masing rangkaian terdiri dari 8 kereta. Namun, pada akhirnya hanya sebanyak 3 rangkaianlah yang memiliki 8 kereta (set 6121F, 6161F, 6171F), sedangkan sisanya dijadikan enam kereta per rangkaiannya.
Sebagian rangkaian 6 kereta menggunakan kabin modifikasi, yang dibuat oleh Balai Yasa Manggarai.
Stamformasi:
- 6121F : 6121-6122-6197-6222-6247-6216-6127-6128
- 6161F : 6161-6212-6215-6162-6165-6166-6167-6168
- 6171F : 6171-6192-6257-6172-6225-6226-6237-6178
- 6181F : 6181-6242-6245-6156-6157-6158
- 6201F : 6201-6262-6205-6206-6207-6208
- 6271F : 6271-6272-6275-6276-6277-6278
- 6281F : 6281-6282-6285-6286-6287-6288
- 6151F : 6151-6176-6175-6188. Kabin masinis KRL ini telah dirakit ulang oleh Balai Yasa Manggarai setelah mengalami kecelakaan di Kebon Pedes, sementara dua kereta yang tersisa yaitu 6252 dan 6155 tidak dioperasikan karena mengalami kerusakan yang serius.
- 6177F : 6177-6232-6265-6202-6235-6126
- 6217F : 6217-6236-6255-6152-6185-6182
- 6227F : 6227-6195-6267-6186-6125-6187
KRL eks Tōkyū Corporation
KRL eks Tōkyū Corporation (atau disebut Tokyu saja) mulai meramaikan armada komuter Jabodetabek sejak masuknya rangkaian seri 8000 dan 8500. KRL eks Tokyu Seri 8000 dibuat pada tahun 1970-an dan KRL seri 8500 dibuat pada tahun 1975-an dan merupakan pengembangan dari Tokyu seri 8000. Khusus untuk unit bernomor depan 07xx dan 08xx (mis. 0715 dan 0815) adalah unit yang dibuat pada tahun 1985 ke atas.
KRL ini diimpor dari Jepang dengan harga sekitar 800 juta per unit, atau sekitar 6,5 miliar per rangkaian dengan 8 kereta. Berkat perawatan yang baik, KRL Tōkyū selama ini jarang bermasalah dan dapat dioperasikan sampai sepuluh tahun mendatang di Jabodetabek.
Rincian Stanformasi:
- Tōkyū seri 8000 eks Tokyu Oimachi Line (8003F) dan Tokyu Toyoko Line (rangkaian lainnya)
- 8003F: 8003-8202-8104-8263-8142-8213-8103-8004
- 8007F: 8007-8245-8107-8260-8137-8204-8108-8008
- 8039F: 8039-8248-8158-8218-8164-8249-8159-8040
Ketiganya menggunakan warna biru-kuning. Selain itu, 8007F dan 8039F juga memiliki motif bunga berwarna ungu pada kereta khusus wanita. Dan pada 8039F menggunakan teralis berwarna hitam, bukan abu-abu seperti pada dua rangkaian lainnya.
- 8604F: 8604-8704-8904-8825-8719-8909-8804-8504 dengan warna biru-kuning dan motif bunga berwarna ungu pada kereta khusus wanita dan teralis berwarna hitam
- 8607F: 8607-8707-8948-8828-8743-8924-8807-8507 dengan warna biru-kuning
- 8608F: 8608-8708-8949-8829-8744-8925-8808-8508 dengan warna biru-kuning
- 8610F: 8610-8710-8951-0815-0715-8927-8810-8510 dengan warna biru-kuning dan motif bunga berwarna ungu pada kereta khusus wanita
- 8611F: 8611-8711-8911-8832-8735-8928-8811-8511 dengan warna biru-kuning
- 8612F: 8612-8712-8912-0817-0717-8929-8812-8512 dengan warna biru-kuning
- 8613F: 8613-8713-8913-0800-8796-8930-8813-8513 dengan warna merah-putih-kuning dan motif bunga berwarna pink pada kereta khusus wanita
- 8618F: 8618-8724-8935-8855-8753-8954-0811-8518 dengan warna biru-kuning
[sunting]KRL eks East Japan Railway Company (JR East)
KRL eks East Japan Railway Company seri 103 didatangkan pada 2004. KRL seri 103 ini adalah salah satu rangkaian yang mulanya digunakan untuk layanan Bojonggede Ekspres dan Depok Ekspres. Akibat bertambahnya penumpang, KRL ini pun diganti dengan rangkaian lain yang memiliki 8 kereta.
KRL ini masing-masing rangkaiannya terdiri dari 4 gerbong (1 set), dan menjadi salah satu rangkaian KRL dengan AC terdingin di Jabodetabek. KRL ini berada di bawah alokasi depo Depok.
Unit yang masuk ke Indonesia sebanyak 4 set, masing-masing dengan 4 gerbong. Rincian:
- E20F/103-815F (103-815,103-752,102-2009,103-822)
- E21F/103-105F (103-105,102-231,103-246,103-597)
- E22F/103-359F (103-359,103-654,102-810,103-384)
- E27F/103-153F (103-153,102-321,103-210,103-632)
KRL ini dioperasikan 8 kereta, dengan menggabungkan E21F-E27F dan E20F-E22F. KRL ini mudah dikenali dari warnanya yang putih.
KRL eks East Japan Railway Company seri 203 telah tiba di
Indonesia pada tanggal 2
Agustus 2011. Saat ini set 51F, 66F, 68F, dan 69F sudah berdinas, sementara rangkaian 52F masih berada di
Dipo Depok dan sedang menjalani perbaikan roda. Rincian:
- MaTo 51/203-51F: 202-1 - 202-3 - 203-3 - 203-2 - 203-1 - 202-1 - 203-1 - 203-1 (202-2 dan 203-2 dilepas)
- MaTo 52/203-52F: 202-2 - 202-6 - 203-6 - 203-4 - 203-3 - 202-4 - 203-4 - 203-2 (202-5 dan 203-5 dilepas, menunggu perbaikan roda)
- MaTo 66/203-66F: 202-106 - 202-118 - 203-118 - 203-112 - 203-111 - 202-116 - 203-116 - 203-106 (202-117 dan 203-117 dilepas)
- MaTo 68/203-68F: 202-108 - 202-124 - 203-124 - 203-116 - 203-115 - 202-122 - 203-122 - 203-108 (202-123 dan 203-123 dilepas)
- MaTo 69/203-69F: 202-109 - 202-127 - 203-127 - 203-118 - 203-117 - 202-125 - 203-125 - 203-109 (202-126 dan 203-126 dilepas)
KRL eks-Tōyō Rapid
- KRL eks Tōyō Rapid seri 1000 (1091F, 1081F, 1061F) masing-masing dengan sepuluh kereta, namun hanya dioperasikan dengan delapan kereta akibat terbatasnya panjang peron dan kurangnya daya.
Rincian:
- 06F/1061F: 1061-1062-1063-1064-1065-1066-1069-1060 (1067 dan 1068 dilepas, warna biru-kuning dengan corak kereta khusus wanita). Unit ini memakai penomoran baru kemenhub dengan nomor K1 1 07 58 (1061) hingga K1 1 07 67 (1060)setelah melakukan overhaul (istilah untuk Perawatan Akhir Lengkap Kereta) di Balai Yasa Manggarai
- 08F/1081F: 1081-1082-1083-1084-1085-1086-1089-1080 (1087 dan 1088 dilepas, warna biru-merah dengan corak kereta khusus wanita)
- 09F/1091F: 1091-1092-1093-1094-1095-1096-1099-1090 (1097 dan 1098 dilepas, warna biru-merah dengan corak kereta khusus wanita)